Jumat, 02 Desember 2011

sejarah raja-raja majapahit


Majapahit adalah sebuah kerajaan di Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya dan mejadi Kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.

Sejarah Majapahit
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan.

Hanya terdapat sedikit bukti fisik sisa-sisa Majapahit, dan sejarahnya tidak jelas. Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah Pararaton ('Kitab Raja-raja') dalam bahasa Kawi dan Nagarakretagama dalam bahasa Jawa Kuno. Pararaton terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singhasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Setelah masa itu, hal yang terjadi tidaklah jelas. Selain itu, terdapat beberapa prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan negara-negara lain.

Keakuratan semua naskah berbahasa Jawa tersebut dipertentangkan. Tidak dapat disangkal bahwa sumber-sumber itu memuat unsur non-historis dan mitos. Beberapa sarjana seperti C.C. Berg menganggap semua naskah tersebut bukan catatan masa lalu, tetapi memiliki arti supernatural dalam hal dapat mengetahui masa depan. Namun demikian, banyak pula sarjana yang beranggapan bahwa garis besar sumber-sumber tersebut dapat diterima karena sejalan dengan catatan sejarah dari Tiongkok, khususnya daftar penguasa dan keadaan kerajaan yang tampak cukup pasti.

Daftar Raja Raja Majapahit
   * Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana) (1293-1309)
    * Jayanagara (1309-1328)
    * Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350)
    * Hayam Wuruk (Rajasanagara) (1350-1389)
    * Wikramawardhana (1390-1428)
    * Suhita (1429-1447)
    * Dyah Kertawijaya (1447-1451)
    * Rajasawardhana (1451-1453)
    * Girishawardhana (1456-1466)
    * Singhawikramawardhana (Suraprabhawa) (1466-1474)
    * Girindrawardhana Dyah Wijayakarana(1468-1478)
    * Singawardhana Dyah Wijayakusuma (menurut Pararaton menjadi Raja Majapahit selama 4 bulan sebelum wafat secara mendadak ) ( ? - 1486 )
    * Girindrawardhana Dyah Ranawijaya alias Bhre Kertabumi (diduga kuat sebagai Brawijaya, menurut Kitab Pararaton dan Suma Oriental karangan Tome Pires pada tahun 1513) (1474-1519)

Kejayaan Dan Ambruknya Majapahit
Setelah raja Śri Kĕrtānegara gugur, kerajaan Singhasāri berada di bawah kekuasaan raja Jayakatwang dari Kadiri. Salah satu keturunan penguasa Singhasāri, yaitu Raden Wijaya, kemudian berusaha merebut kembali kekuasaan nenek moyangnya. Ia adalah keturunan Ken Angrok, raja Singhāsāri pertama dan anak dari Dyah Lěmbu Tal. Ia juga dikenal dengan nama lain, yaitu Nararyya Sanggramawijaya. Menurut sumber sejarah, Raden Wijaya sebenarnya adalah mantu Kĕrtanāgara yang masih terhitung keponakan. Kitab Pararaton menyebutkan bahwa ia mengawini dua anak sang raja sekaligus, tetapi kitab Nāgarakertāgama menyebutkan bukannya dua melainkan keempat anak perempuan Kěrtanāgara dinikahinya semua. Pada waktu Jayakatwang menyerang Singhasāri, Raden Wijaya diperintahkan untuk mempertahankan ibukota di arah utara. Kekalahan yang diderita Singhasāri menyebabkan Raden Wijaya mencari perlindungan ke sebuah desa bernama Kudadu, lelah dikejar-kejar musuh dengan sisa pasukan tinggal duabelas orang. Berkat pertolongan Kepala Desa Kudadu, rombongan Raden Wijaya dapat menyeberang laut ke Madura dan di sana memperoleh perlindungan dari Aryya Wiraraja, seorang bupati di pulau ini. Berkat bantuan Aryya Wiraraja, Raden Wijaya kemudian dapat kembali ke Jawa dan diterima oleh raja Jayakatwang. Tidak lama kemudian ia diberi sebuah daerah di hutan Těrik untuk dibuka menjadi desa, dengan dalih untuk mengantisipasi serangan musuh dari arah utara sungai Brantas. Berkat bantuan Aryya Wiraraja ia kemudian mendirikan desa baru yang diberi nama Majapahit. Di desa inilah Raden Wijaya kemudian memimpin dan menghimpun kekuatan, khususnya rakyat yang loyal terhadap almarhum Kertanegara yang berasal dari daerah Daha dan Tumapel. Aryya Wiraraja sendiri menyiapkan pasukannya di Madura untuk membantu Raden Wijaya bila saatnya diperlukan. Rupaya ia pun kurang menyukai raja Jayakatwang.

Tidak terduga sebelumnya bahwa pada tahun 1293 Jawa kedatangan pasukan dari Cina yang diutus oleh Kubhilai Khan untuk menghukum Singhasāri atas penghinaan yang pernah diterima utusannya pada tahun 1289. Pasukan berjumlah besar ini setelah berhenti di Pulau Belitung untuk beberapa bulan dan kemudian memasuki Jawa melalui sungai Brantas langsung menuju ke Daha. Kedatangan ini diketahui oleh Raden Wijaya, ia meminta izin untuk bergabung dengan pasukan Cina yang diterima dengan sukacita. Serbuan ke Daha dilakukan dari darat maupun sungai yang berjalan sengit sepanjang pagi hingga siang hari. Gabungan pasukan Cina dan Raden Wijaya berhasil membinasakan 5.000 tentara Daha. Dengan kekuatan yang tinggal setengah, Jayakatwang mundur untuk berlindung di dalam benteng. Sore hari, menyadari bahwa ia tidak mungkin mempertahankan lagi Daha, Jayakatwang keluar dari benteng dan menyerahkan diri untuk kemudian ditawan oleh pasukan Cina.

Dengan dikawal dua perwira dan 200 pasukan Cina, Raden Wijaya minta izin kembali ke Majapahit untuk menyiapkan upeti bagi kaisar Khubilai Khan. Namun dengan menggunakan tipu muslihat kedua perwira dan para pengawalnya berhasil dibinasakan oleh Raden Wijaya. Bahkan ia berbalik memimpin pasukan Majapahit menyerbu pasukan Cina yang masih tersisa yang tidak menyadari bahwa Raden Wijaya akan bertindak demikian. Tiga ribu anggota pasukan kerajaan Yuan dari Cina ini dapat dibinasakan oleh pasukan Majapahit, selebihnya melarikan dari keluar Jawa dengan meninggalkan banyak korban. Akhirnya cita-cita Raden Wijaya untuk menjatuhkan Daha dan membalas sakit hatinya kepada Jayakatwang dapat diwujudkan dengan memanfaatkan tentara asing. Ia kemudian memproklamasikan berdirinya sebuah kerajaan baru yang dinamakan Majapahit. Pada tahun 1215 Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja pertama dengan gelar Śri Kĕrtarājasa Jayawardhana. Keempat anak Kertanegara dijadikan permaisuri dengan gelar Śri Parameśwari Dyah Dewi Tribhūwaneśwari, Śri Mahādewi Dyah Dewi Narendraduhitā, Śri Jayendradewi Dyah Dewi Prajnyāparamitā, dan Śri Rājendradewi Dyah Dewi Gayatri. Dari Tribhūwaneśwari ia memperoleh seorang anak laki bernama Jayanagara sebagai putera mahkota yang memerintah di Kadiri. Dari Gayatri ia memperoleh dua anak perempuan, Tribhūwanottunggadewi Jayawisnuwardhani yang berkedudukan di Jiwana (Kahuripan) dan Rājadewi Mahārājasa di Daha. Raden Wijaya masih menikah dengan seorang isteri lagi, kali ini berasal dari Jambi di Sumatera bernama Dara Petak dan memiliki anak darinya yang diberi nama Kalagěmět. Seorang perempuan lain yang juga datang bersama Dara Petak yaitu Dara Jingga, diperisteri oleh kerabat raja bergelar ‘dewa’ dan memiliki anak bernama Tuhan Janaka, yang dikemudian hari lebih dikenal sebagai Adhityawarman, raja kerajaan Malayu di Sumatera. Kedatangan kedua orang perempuan dari Jambi ini adalah hasil diplomasi persahabatan yaang dilakukan oleh Kěrtanāgara kepada raja Malayu di Jambi untuk bersama-sama membendung pengaruh Kubhilai Khan. Atas dasar rasa persahabatan inilah raja Malayu, Śrimat Tribhūwanarāja Mauliwarmadewa, mengirimkan dua kerabatnya untuk dinikahkan dengan raja Singhasāri. Dari catatan sejarah diketahui bahwa Dara Jingga tidak betah tinggal di Majapahit dan akhirnya pulang kembali ke kampung halamannya.

Raden Wijaya wafat pada tahun 1309 digantikan oleh Jayanāgara. Seperti pada masa akhir pemerintahan ayahnya, masa pemerintahan raja Jayanāgara banyak dirongrong oleh pemberontakan orang-orang yang sebelumnya membantu Raden Wijaya mendirikan kerajaan Majapahit. Perebutan pengaruh dan penghianatan menyebabkan banyak pahlawan yang berjasa besar akhirnya dicap sebagai musuh kerajaan. Pada mulanya Jayanāgara juga terpengaruh oleh hasutan Mahāpati yang menjadi biang keladi perselisihan tersebut, namun kemudian ia menyadari kesalahan ini dan memerintahkan pengawalnya untuk menghukum mati orang kepercayaannya itu. Dalam situasi yang demikian muncul seorang prajurit yang cerdas dan gagah berani bernama Gajah Mada. Ia muncul sebagai tokoh yang berhasil mamadamkan pemberontakan Kuti, padahal kedudukannya pada waktu itu hanya berstatus sebagai pengawal raja (běkěl bhayangkāri). Kemahirannya mengatur siasat dan berdiplomasi dikemudian hari akan membawa Gajah Mada pada posisi yang sangat tinggi di jajaran pemerintahan kerajaan Majapahit, yaitu sebagai Mahamantri kerajaan.

Pada masa Jayanāgara hubungan dengan Cina kembali pulih. Perdagangan antara kedua negara meningkat dan banyak orang Cina yang menetap di Majapahit. Jayanāgara memerintah sekitar 11 tahun, pada tahun 1328 ia dibunuh oleh tabibnya yang bernama Tanca karena berbuat serong dengan isterinya. Tanca kemudian dihukum mati oleh Gajah Mada.

Karena tidak memiliki putera, tampuk pimpinan Majapahit akhirnya diambil alih oleh adik perempuan Jayanāgara bernama Jayawisnuwarddhani, atau dikenal sebagai Bhre Kahuripan sesuai dengan wilayah yang diperintah olehnya sebelum menjadi ratu. Namun pemberontakan di dalam negeri yang terus berlangsung menyebabkan Majapahit selalu dalam keadaan berperang. Salah satunya adalah pemberontakan Sadĕng dan Keta tahun 1331 memunculkan kembali nama Gajah Mada ke permukaan. Keduanya dapat dipadamkan dengan kemenangan mutlak pada pihak Majapahit. Setelah persitiwa ini, Mahapatih Gajah Mada mengucapkan sumpahnya yang terkenal, bahwa ia tidak akan amukti palapa sebelum menundukkan daerah-daerah di Nusantara, seperti Gurun (di Kalimantan), Seran (?), Tanjungpura (Kalimantan), Haru (Maluku?), Pahang (Malaysia), Dompo (Sumbawa), Bali, Sunda (Jawa Barat), Palembang (Sumatera), dan Tumasik (Singapura). Untuk membuktikan sumpahnya, pada tahun 1343 Bali berhasil ia ditundukan.

Ratu Jayawisnuwaddhani memerintah cukup lama, 22 tahun sebelum mengundurkan diri dan digantikan oleh anaknya yang bernama Hayam wuruk dari perkawinannya dengan Cakradhara, penguasa wilayah Singhāsari. Hayam Wuruk dinobatkan sebagai raja tahun 1350 dengan gelar Śri Rajasanāgara. Gajah Mada tetap mengabdi sebagai Patih Hamangkubhūmi (mahāpatih) yang sudah diperolehnya ketika mengabdi kepada ibunda sang raja. Di masa pemerintahan Hayam Wuruk inilah Majapahit mencapai puncak kebesarannya. Ambisi Gajah Mada untuk menundukkan nusantara mencapai hasilnya di masa ini sehingga pengaruh kekuasaan Majapahit dirasakan sampai ke Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan, Maluku, hingga Papua. Tetapi Jawa Barat baru dapat ditaklukkan pada tahun 1357 melalui sebuah peperangan yang dikenal dengan peristiwa Bubat, yaitu ketika rencana pernikahan antara Dyah Pitalokā, puteri raja Pajajaran, dengan Hayam Wuruk berubah menjadi peperangan terbuka di lapangan Bubat, yaitu sebuah lapangan di ibukota kerajaan yang menjadi lokasi perkemahan rombongan kerajaan tersebut. Akibat peperangan itu Dyah Pitalokā bunuh diri yang menyebabkan perkawinan politik dua kerajaan di Pulau Jawa ini gagal. Dalam kitab Pararaton disebutkan bahwa setelah peristiwa itu Hayam Wuruk menyelenggarakan upacara besar untuk menghormati orang-orang Sunda yang tewas dalam peristiwa tersebut. Perlu dicatat bawa pada waktu yang bersamaan sebenarnya kerajaan Majapahit juga tengah melakukan eskpedisi ke Dompo (Padompo) dipimpin oleh seorang petinggi bernama Nala.

Setelah peristiwa Bubat, Mahāpatih Gajah Mada mengundurkan diri dari jabatannya karena usia lanjut, sedangkan Hayam Wuruk akhirnya menikah dengan sepupunya sendiri bernama Pāduka Śori, anak dari Bhre Wĕngkĕr yang masih terhitung bibinya.

Di bawah kekuasaan Hayam Wuruk kerajaan Majapahit menjadi sebuah kerajaan besar yang kuat, baik di bidang ekonomi maupun politik. Hayam Wuruk memerintahkan pembuatan bendungan-bendungan dan saluran-saluran air untuk kepentingan irigasi dan mengendalikan banjir. Sejumlah pelabuhan sungai pun dibuat untuk memudahkan transportasi dan bongkar muat barang. Empat belas tahun setelah ia memerintah, Mahāpatih Gajah Mada meninggal dunia di tahun 1364. Jabatan patih Hamangkubhūmi tidak terisi selama tiga tahun sebelum akhirnya Gajah Enggon ditunjuk Hayam Wuruk mengisi jabatan itu. Sayangnya tidak banyak informasi tentang Gajah Enggon di dalam prasasti atau pun naskah-naskah masa Majapahit yang dapat mengungkap sepak terjangnya.

Raja Hayam Wuruk wafat tahun 1389. Menantu yang sekaligus merupakan keponakannya sendiri yang bernama Wikramawarddhana naik tahta sebagai raja, justru bukan Kusumawarddhani yang merupakan garis keturunan langsung dari Hayam Wuruk. Ia memerintah selama duabelas tahun sebelum mengundurkan diri sebagai pendeta. Sebelum turun tahta ia menujuk puterinya, Suhita menjadi ratu. Hal ini tidak disetujui oleh Bhre Wirabhūmi, anak Hayam Wuruk dari seorang selir yang menghendaki tahta itu dari keponakannya. Perebutan kekuasaan ini membuahkan sebuah perang saudara yang dikenal dengan Perang Parěgrěg. Bhre Wirabhumi yang semula memperoleh kemenanggan akhirnya harus melarikan diri setelah Bhre Tumapĕl ikut campur membantu pihak Suhita. Bhre Wirabhūmi kalah bahkan akhirnya terbunuh oleh Raden Gajah. Perselisihan keluarga ini membawa dendam yang tidak berkesudahan. Beberapa tahun setelah terbunuhnya Bhre Wirabhūmi kini giliran Raden Gajah yang dihukum mati karena dianggap bersalah membunuh bangsawan tersebut.

Suhita wafat tahun 1477, dan karena tidak mempunyai anak maka kedudukannya digantikan oleh adiknya, Bhre Tumapĕl Dyah Kĕrtawijaya. Tidak lama ia memerintah digantikan oleh Bhre Pamotan bergelar Śri Rājasawardhana yang juga hanya tiga tahun memegang tampuk pemerintahan. Bahkan antara tahun 1453-1456 kerajaan Majapahit tidak memiliki seorang raja pun karena pertentangan di dalam keluarga yang semakin meruncing. Situasi sedikit mereda ketika Dyah Sūryawikrama Giriśawardhana naik tahta. Ia pun tidak lama memegang kendali kerajaan karena setelah itu perebutan kekuasaan kembali berkecambuk. Demikianlah kekuasaan silih berganti beberapa kali dari tahun 1466 sampai menjelang tahun 1500. Berita-berita Cina, Italia, dan Portugis masih menyebutkan nama Majapahit di tahun 1499 tanpa menyebutkan nama rajanya. Semakin meluasnya pengaruh kerajaan kecil Demak di pesisir utara Jawa yang menganut agama Islam, merupakan salah satu penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit. Tahun 1522 Majapahit tidak lagi disebut sebagai sebuah kerajaan melainkan hanya sebuah kota. Pemerintahan di Pulau Jawa telah beralih ke Demak di bawah kekuasaan Adipati Unus, anak Raden Patah, pendiri kerajaan Demak yang masih keturunan Bhre Kertabhūmi. Ia menghancurkan Majapahit karena ingin membalas sakit hati neneknya yang pernah dikalahkan raja Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya. Demikianlah maka pada tahun 1478 hancurlah Majapahit sebagai sebuah kerajaan penguasa nusantara dan berubah satusnya sebagai daerah taklukan raja Demak. Berakhir pula rangkaian penguasaan raja-raja Hindu di Jawa Timur yang dimulai oleh Keng Angrok saat mendirikan kerajaan Singhāsari, digantikan oleh sebuah bentuk kerajaan baru bercorak agama Islam.

Ironisnya, pertikaian keluarga dan dendam yang berkelanjutan menyebabkan ambruknya kerajaan ini, bukan disebabkan oleh serbuan dari bangsa lain yang menduduki Pulau Jawa.

sumber: *Wikipedia
             *http://mashersant.wordpress.com/2009/05/18/nusantaraku/

Jumat, 25 November 2011

artikel hindu


USIA RAS MANUSIA DIBUMI MENURUT PURANA
Oleh : Damar Shashangka.

Aum Avighnamastu Namah Siddham.

Naasadaasiinn sadasiittadaanim,
naasiid raajo no vyomaa paro yat,
kim avariivah kuha kasya sarma,
nnambhah kimasiid gahanam gabhiiram.

Na mrtyuraasiid amrtam na tarhi,
na ritlya ahnagsit praketap,
anid avaatam svadhayaa tadekam,
tasmaaddhaanyaana parah kimca.
(Rig Veda : 10 : 129 : 1-2)


“Pada saat itu tidak ada yang nyata, (hanya) ketidaknyataan. Tidak ada udara, tidak ada langit. Apakah yang melingkupi dan dimanakan itu? Adakah perlindungan disana? Adalah air yang sangat dalam dan tidak terbatas (yang ada disana).”
“Kematian belum ada disana, demikian pula kehidupan. Tiada tanda-tanda adanya siang dan malam. KEBERADAAN TUNGGAL hidup tanpa nafas. DIA menjadikan diri-Nya sendiri. Sebagian dari diri-Nya tidaklah diketahui apa sebenarnya.”
(Rig Veda : 10 : 129 : 1-2)



Ko addha vedo ka iha pra vocat,
kuta ajata kuta iyam visrstihi,
arvag deva asya visarjannatha,
ko veda yatha abhuva.
(Rig Veda: 10 : 129 : 6)


“Siapakah yang benar-benar tahu? Siapakah yang dapat menjelaskan, darimanakah dirinya dan seluruh ciptaan ini berasal? Sesungguhnya, Para Deva-pun tercipta belakangan setelah alam semesta ini. Siapakah yang mengetahui asal dari seluruh ciptaan ini?”.
(Rig Veda: 10 : 129 : 6)


Terdapat empat pembagian jaman ( Yuga ) dalam Kitab-kitab Purana ( Kitab suci sesudah Veda ), yaitu :

1.Krita Yuga ( Era Emas )
2.Treta Yuga ( Era Perak )
3.Dvapara Yuga ( Era Perunggu )
4.Kali Yuga ( Era Besi )


Dinyatakan, total waktu berjalannya keempat jaman ini adalah 12.000 (Dua belas ribu tahun) Para Deva. Dan satu hari satu malam dari Para Deva dinyatakan sama dengan satu tahun manusia ( enam bulan waktu matahari diutara / Uttarayana, dinyatakan sebagai siang hari bagi Para Deva dan enam bulan waku matahari diselatan/ Daksinayana, dinyatakan sebagai malam hari bagi Para Deva)

Bila diperkirakan, maka 12.000 tahun para Deva sama dengan 4.320.000 ( Empat Juta Tigaratus Duapuluh ribu ) tahun manusia memakai perhitungan Solar system.

Maka, masing-masing jaman lama waktunya bisa diperkirakan sebagai berikut:
1.Krita Yuga, berlangsung selama 1.440.000 tahun Matahari
Sangdhyamsa ( masa peralihan selama 144.000 tahun Matahari
Sangdhyamsa ( masa peralihan ) selama 108.000 tahun Matahari

2.Treta Yuga, berlangsung selama 1.080.000 tahun Matahari.
Sangdhyamsa ( masa peralihan ) selama 108.000 tahun Matahari
Sangdhyamsa ( masa peralihan ) selama 72.000 tahun Matahari.

3.Dvapara Yuga berlangsung selama 720.000 tahun Matahari.
Sangdhyamsa ( masa peralihan ) selama 72.000 tahun Matahari
Sangdhyamsa ( masa peralihan ) selama 36.000 tahun Matahari

4.Kali Yuga berlangsung selama 360.000 tahun Matahari.
Sangdhyamsa ( masa peralihan ) selama 36.000 tahun Matahari
Sangdhyamsa ( masa peralihan ) selama 144.000 tahun Matahari

( Kembali ke Krita Yuga).
Setiap berjalan empat Yuga ini dan kembali ke Yuga awal ( Dari Kali Yoga ke Krita Yuga), adalah satu perputaran sebuah siklus, dinamakan MAHAYUGA.
Total waktu yang dibutuhkan dalam 1 (Satu) MAHAYUGA adalah : 4.320.000 tahun Matahari.
Siklus perputaran MAHAYUGA sampai 71 (Tujuhpuluh satu) kali, dinamakan MANVATARA.
Total waktu yang dibutuhkan dalam 1 (Satu) MANVATARA adalah : ( 4.320.000 x 71 ) 306.720.000 tahun Matahari.
Dalam setiap MANVATARA akan tejadi 'Peleburan Kecil' atau Kiamat kecil. Dan akan turun kemudian seorang MANU ( Nenek Moyang Ras Manusia ) yang akan melahirkan bentuk ras manusia baru yang lebih sempurna, yang lebih sesuai untuk 'wadah' bagi Atma (Ruh) yang telah maju tingkat evolusinya.
Kita, manusia modern adalah keturunan MANU ke Tujuh. Sudah turun enam MANU sebelum MANU ke Tujuh nenek moyang kita. Selanjutnya, akan turun tujuh MANU lagi, sebelum kemudian terjadi PRALAYA (KIAMAT SEMESTA).
Total jumlah MANU yang turun adalah 14 ( Empat Belas ) orang. Setiap MANU melahirkan bentuk ras manusia yang berbeda-beda. Melalui proses evolusi, pelan namun pasti, bentuk fisik manusia akan semakin sempurna, mengikuti proses evolusi Atma ( Ruh) mereka. ( Charless Darwin telah menemukan kebenaran ini, yang banyak disangkal oleh para penganut Kitab dari Timur Tengah yang tidak mengerti teori evolusi, naif kan? : Damar Shashangka )
MANU (Bandingkan dengan kosa kata Inggris MAN ), dalam bahasa sanskerta berarti Makhluk yang terselimuti oleh MANAH (Pikiran liar/Mind). Keturunan MANU disebut Manusha. Perpaduan dua suku kata MANAH dan ISHA. MANAH adalah belenggu yang dihasilkan oleh Prakrti dan ISHA adalah DIA YANG TAK TERBAYANGKAN. Apabila ISHA terselimuti MANAH, lahirlah MANUSHA. Apabila ISHA bebas dari MANAH, maka............????

Ada 14 MANVATARA, dan disetiap awal MANVATARA, turunlah seorang MANU. Satu MANVATARA memakan waktu 306.720.000 tahun Matahari. Total waktu yang dibutuhkan turunnya 14 MANU adalah ( 306.720.000 x 14 ) 4.294.080.000 ( Empat milyar Duaratus Sembilan puluh Empat juta Delapan puluh ribu ) tahun Matahari. ( Wah....!)

Mulai PRABHAVA ( Penciptaan Semesta ) hingga PRALAYA (Kiamat Semesta), satu siklus ini dinamakan KALPA. Dinyatakan, ada Tujuh belas KALPA sebelum KALPA kita sekarang ini ( maka total sudah ada 18 KALPA ). KALPA ke Tujuh belas dinamakan PADMA KALPA. Dan KALPA kita sekarang disebut VARAHA KALPA.

Nama-Nama MANU yang tercantum didalam Kitab-Kitab Purana pada KALPA sekarang (VARAHA KALPA) adalah :
1.Svayambhuva Manu ( Manu I )
2.Svarocisa Manu ( Manu II )
3.Uttama Manu ( Manu III )
4.Tamasa Manu ( Manu IV )
5.Raivata Manu ( Manu V )
6.Caksusha Manu ( Manu VI )
7.VAIVASVATA MANU ( Manu VII - Nenek Moyang kita).
8.Savarnni Manu ( Manu VIII – Belum turun )
9.Dakshasavarnni Manu ( Manu IX - Belum turun )
10.Brahmasavarnni Manu ( Manu ke X - Belum turun )
11.Dharmasavarnni Manu ( Manu ke XI - Belum turun )
12.Savarnna Manu ( Manu ke XII - Belum turun )
13.Rouchaya Manu ( Manu ke XIII - Belum turun )
14.Bhoutya Manu ( Manu ke XIV - Belum turun )


(Perlu diketahui Svayambhuva Manu sesungguhnya sama dengan ADAM. Sedangkan Vaivasvata Manu sesungguhnya sama dengan NUH. : Damar Shashangka)

Setelah turun MANU ke Empat belas, akan terjadi PRALAYA (Kiamat Semesta). Seluruh evolusi untuk sementara terhenti sejenak. Semua dalam kondisi vacum total. Jangka waktu ke-vacum-an ini sama dengan waktu yang dibutuhkan saat semesta mewujud. ( 4.294.080.000 tahun Matahari).

Selanjutnya, semesta akan tercipta lagi. KALPA baru akan terbentuk. Evolusi seluruh Atma yang sempat 'beristirahat' panjang, akan dimulai lagi. Entah, bagaimana wujud dan bentuk dunia yang baru itu kelak.....

Manusia modern adalah keturunan Vaivasvata Manu ( Manu VII ). Semenjak beliau turun, telah lewat 28 perputaran MAHAYUGA ( Total MAHAYUGA adalah 71 kali ).

Dan semenjak Shrii Krishna wafat ( 3102 Sebelum Masehi), jaman Dvapara Yuga ke dua puluh delapan telah berakhir. Sejak saat itu, jaman telah memasuki peralihan ke Kali Yuga. Angka tahun ini, adalah angka tahun dimana Prabhu Parikhsit dinobatkan menjadi Raja menggantikan Prabhu Yudhisthira ( Sulung dari Para Pandhava) yang enggan meneruskan tampuk pemerintahan setelah mendengar Shrii Krishna wafat. Para Pandhava kemudian memutuskan menuju ke Himalaya untuk memulai kehidupan sebagai seorang pertapa.

Prabhu Parikshit dinobatkan sebagai Raja tepat pada 18 Pebruari 3102 Sebelum Masehi. Data ini didapat dari sebuah prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Puleskin yang kala itu ikut menghadiri penobatan.

Semenjak penobatan Prabhu Parikshit inilah, habis masa Dvapara Yuga. Dan jaman telah bergulir memasuki masa peralihan ke Kali Yuga.

Dari angka tahun 3102 SM ini, bisa dijadikan patokan untuk menghitung mundur atau maju usia munculnya ras manusia di bumi.

Sudah disebutkan diatas, manusia modern hidup diera peralihan Dvapara Yuga ke 28 menuju Kali Yuga ke 28. Bila kita hitung mundur, untuk memperoleh angka pasti kapan Vaivasvata Manu (Manu VII ) turun ke bumi, maka dimulai dengan menghitung 1 MAHAYUGA (4.320.000 tahun Matahari) dikalikan 27 ( Jumlah MAHAYUGA yang telah berlalu), maka akan diperoleh angka 116.640.000 ( Seratus Enam belas juta Enam ratus Empat puluh ribu ) tahun Matahari. Lantas di jumlahkan dengan Krita Yuga ( + Sangdhymsha ke 28 ), 116.640.000 + 1.440.000 + 144.000 + 108.000, maka akan diperoleh angka 118.332.000. Dijumlahkan lagi dengan Treta Yuga (+Sangdhyamsa ke 28), 118.332.000 + 1.080.000 + 108.000 + 72.000, maka akan diperoleh angka 119.592.000. Lantas ditambahkan Dvapara Yuga ke 28 ( tanpa Sangdhyamsha ), 119.592.000 + 720.000, akan diperoleh angka 120.312.000.

Dari angka terakhir, diperoleh usia Vaivasvata Manu ( Manu ke VII ) turun hingga penobatan Prabhu Parikshit menjadi Raja ( 3102 SM).

Apabila ditarik maju, catatan ini saya buat pada tahun 2009 Masehi, maka 120.312.000 + 3102 + 2009, akan diperoleh angka 120.317.111 ( Seratus Dua puluh juta Tiga ratus Tujuh belas ribu Seratus Sebelas) tahun Matahari. Jadi Vaivasvata Manu turun ke bumi 120.317.111 tahun yang lalu. ( Wow..).

Coba kita tarik mundur lagi.

Sebelum Vaivasvata Manu, telah turun Enam MANU yang lain. Setiap MANU, memakan total waktu 306.720.000 tahun Matahari. Dikalikan enam, maka akan diperoleh angka 1.840.320.000 ( Satu Milyar Delapan puluh Empat juta Tiga ratus Dua puluh ribu ) tahun Matahari. Dijumlahkan dengan 120.317.111 maka akan diperoleh angka :
1.960.637.111 ( Satu Milyar Sembilan ratus Enam puluh juta Enam ratus Tiga puluh Tujuh ribu Seratus sebelas) tahun Matahari.
Jadi, Svayambhuva Manu ( Manu I ) turun menghuni bumi, sudah 1.960.637.111 tahun yang lalu.

Menurut data sains modern, bumi telah berusia 4,5 Milyar tahun, dan Matahari sekitar 500 juta tahun lebih tua tercipta daripada bumi.

Menurut data kitab-kitab Purana, bumi telah dihuni ras manusia super purba kurang lebih 2 Milyar tahun yang lalu. Dari sini ada sedikit kesesuaian antara Purana dengan sains modern. Dan teori yang mengatakan bahwa Nabi Adam turun ke bumi baru 5000 tahun yang lalu, terpatahkan sudah !

(24 Oktober 2009)
Sumber :

- Rig Veda
- Bhagavata Purana
- Garuddha Purana
- Vishnu Purana
- Brahmaa Purana
- Kuurma Purana
- Agni Purana




artikel hindu reingkarnasi


Kehidupan Setelah Kematian
Kemanakah kita pergi setelah kematian?

Ringkasan

Begitu banyak penelitian dan catatan tentang pembuktian pengalaman hidup masa lampau, dengan jelas mempengaruhi kehidupan setelah kematian. Pada semua kasus2 tentang reinkarnasi, ditemukan bahwa ada bermacam2 rentang waktu dari saat kematian seseorang sampai reinkarnasi selanjutnya di bumi. Jadi, kemanakah kita pergi setelah kematian sampai reinkarnasi kita ke bumi lagi? Apakah ada satu tempat ataukah banyak tempat untuk keberadaanya? Jika begitu, faktor2 apakah yang menentukan kemana kita setelah kematian? Dalam artikel ini, kami akan memberikan jawaban atas pertanyaan2 ini dan topik lain menyangkut pembahasan ini. Jawaban2 ini diperloleh melalui penelitian spiritual yang dilakukan oleh pencari2 dari Spiritual Science Research Foundation (SSRF) dengan indera keenam yang sudah berkembang baik.

Catatan: Untuk mengerti artikel ini lebih baik, dianjurkan anda membaca artikel lain tentang tiga komponen dasar halus sattva, raja dan tama.

Daftar Isi

1. Apakah yang terjadi setelah kematian?
2. Bermacam2 dunia kehidupan di alam semesta
3. Karakteristik dari tujuh dunia positif di alam semesta
3.1. Dunia positif dan reinkarnasi di Bumi
3.2. Pentingnya dunia kehidupan di Bumi
4. Apakah neraka, siapa yang ke neraka dan bagaimana karakteristik dari bermacam2 dunia Neraka?
5. Perpindahan diantara dunia2 halus di alam semesta
6. Apa yang menentukan kemana kita pergi setelah kematian?
6.1. Pentingnya keadaan mental disaat kematian
6.2. Siapa yang pergi ke Neraka?
7. Bunuh diri dan kehidupan setelah kematiannya
8. Kenapa ada rentang waktu diantara dua reinkarnasi?
9. Kesimpulan




1. Apakah yang terjadi setelah kematian?

Penelitian spiritual telah menunjukan bahwa manusia terdiri dari 4 tubuh dasar:

- Fisik
- Mental
- Kasual atau Intelektual
- Supra-kasual atau Ego halus

Gambar berikut adalah representasi tentang apa yang membentuk tubuh manusia.
http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs420.snc3/25273_1388390542463_1013047348_1183463_8345704_n.jpg

http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs440.snc3/25273_1388390902472_1013047348_1183464_4950227_n.jpg


Ketika seseorang meninggal dunia, tubuh fisiknya akan berhenti eksis. Bagaimanapun, sisa dari eksistensinya atau kesadarannya akan terus berlanjut. Seluruh eksistensi dikurangi tubuh fisik dikenal dengan badan halus (linga deha) dan ini terdiri dari mental, kasual (intelek) dan supra-kasual (ego halus). Badan halus ini lalu pergi ke salah satu dari 13 dunia halus kehidupan diluar Bumi.




2. 14 dunia kehidupan di alam semesta.

Ada 14 dunia kehidupan utama di alam semesta. Tujuh dunia positif dan tujuh dunia negatif. Tujuh dunia negatif disebut Neraka (paataal). Ada banyak sub-dunia didalam dunia kehidupan utama ini.

Tujuh dunia kehidupan positif: Dunia2 kehidupan ini dihuni biasanya oleh manusia2 dan badan2 halus yang melakukan perbuatan2 baik dan melakukan latihan spiritual menurut jalan positif dari praktek spiritual yang dikenal dengan tujuh dunia positif kehidupan atau saptaloka. Melalui jalan positif, dimaksudkan adalah orientasi dari latihan spiritual adalah menuju kesadaran Tuhan, yang merupakan tujuan akhir perkembangan spiritual.
Bumi adalah satu2nya dunia fisik di alam semesta dan juga dunia pertama didalam hirarki dunia2 kehidupan positif di alam semesta.

Tujuh dunia kehidupan negatif : Dunia2 kehidupan ini dihuni kebanyakan oleh badan2 halus yang telah melakukan kejahatan dan melakukan latihan spiritual melalui jalan negatif. Jalan negatif dimaksudkan orientasi latihan spiritualnya untuk mencapai kekuatan/kesaktian spiritual, misalnya kekuatan supernatural. Kekuatan spiritual ini pada dasarnya digunakan untuk menguasai orang lain atau untuk tujuan2 negatif. Maka semua badan2 halus tersebut pergi ke salah satu dunia kehidupan Neraka, oleh pengaruh kejahatannya mereka menjadi hantu2.

Sub-dunia kehidupan Neraka disebut Narak: Setiap dunia kehidupan Neraka (Paataal) mempunyai sub-dunia dikenal dengan Narak. Contoh, dunia pertama dari Neraka mempunyai didalamnya sub-dunia yang dikenal dengan Narak pertama. Narak disediakan untuk hantu2 jahat (roh jahat, iblis, energi negatif, dll) di Neraka. Hantu2 jahat (roh jahat, iblis, energi negatif, dll) menghuni Narak pertama akan menghadapi siksaan lebih keras dan lebih lama dari yang menghuni dunia pertama Neraka.

Diagram dibawah menunjukan 14 dunia kehidupan di alam semesta.
http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs460.ash1/25273_1388391302482_1013047348_1183465_2325397_n.jpg
Penjelasan dalam penggunaan warna2

- Bumi digambarkan warna merah menunjukan aksi (misalnya komponen sifat dasar raja), sebagai satu2nya dunia dimana kita memiliki tubuh fisik untuk melakukan sesuatu.
- Sorga digambarkan warna pink, menunjukan kebahagiaan yang melimpah.
- Kuning menunjukan pengetahuan spiritual dan peningkatan komponen sifat dasar sattva. Yang akhirnya menjadi hampir putih di puncak tertinggi, yang menunjukan mendekati prinsip Tuhan.
- Daerah2 Neraka diwarnai dengan bayangan lebih gelap sampai hitam, menunjukan peningkatan komponen sifat dasar tama.

3. Sorga dan dunia positif yang lain di alam semesta
http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs460.ash1/25273_1388391782494_1013047348_1183466_4789205_n.jpg

Keterangan (berdasarkan angkat merah pada gambar diatas)
1. Masing2 dunia positif dan negatif diluar Bumi (dunia fisik) semakin keluar semakin halus. Halus maksudnya adalah diluar pemahaman lima indera, pikiran dan intelek. Satyaloka adalah yang paling halus, maksudnya paling sulit di mengerti dan dipahami kecuali dengan indera ke enam tingkat tertinggi.

2. Disebabkan oleh kurangnya latihan spiritual, kebanyakan orang pada jaman sekarang hanya bisa mencapai ke apakah dunia Nether atau salah satu dunia Neraka. Umumnya kita pergi ke dunia Nether setelah kematian bila proporsi kejahatan (terjadi karena melakukan kesalahan2 di Bumi) kira2 30%. Kejahatan2 tersebut termasuk kebencian terhadap sesama dan juga keinginan yang terlalu banyak. Yang seperti ini bisa dipastikan akan diserang di dunia Nether oleh hantu2 dengan tingkat spiritual yang lebih tinggi yang berasal dari dunia Neraka yang lebih rendah.

3. Bumi adalah satu2nya dunia kehidupan dimana dihuni oleh gabungan dari orang2 dengan bermacam2 tingkat spiritual. Bagaimanapun, setelah kematian kita pergi ke dunia yang sesuai dengan tingkat spiritual kita.

4. Minimal tingkat spiritual diperlukan untuk mencapai Sorga setelah kematian adalah 60%. Silahkan lihat artikle, yang menjelaskan tentang tingkat spiritual dan uraian dari penduduk dunia tahun 2006 terhadap tingkat spiritual. Pada dasarnya dari perspektif ilmu spiritual, tingkah laku yang baik untuk mencapai Sorga atau dunia positif yang lebih tinggi adalah tingkah laku yang dilakukan untuk tujuan kesadaran-Tuhan. Berikut tiga kriteria:

- Tingkah laku tanpa keakuan, misalnya dengan pandangan bahwa hanya Tuhan sendirilah yang melakukan segala sesuatu melalui saya dan akhirnya saya tidak bisa menuntut imbalan.
- Tingkah laku tanpa pengharapan pengakuan, pujian atau penghormatan.
- Tingkah laku tanpa mengharapkan hasil.

Tingkah laku dalam dirinya, sikap dan cara pikir atau pandangan dihitung lebih dari pada tingkah laku itu sendiri.

5. Untuk mencapai dunia yang lebih tinggi dari Sorga, seorang harus memiliki tingkat spiritual lebih dari 80%. Ini hanya bisa dicapai lewat latihan spiritual secara konsisten mengikuti enam hukum dasar latihan spiritual dengan program pengurangan ego.

6. Dominasi tubuh, maksudnya adalah bagian tubuh yang paling aktif, misalnya mental, intelek atau ego halus. Contoh, di dunia Nether (Bhuvaloka), badan halus masih memiliki banyak keinginan2 dan ikatan2. Selanjutnya, sangat sering mereka menjadi hantu yang mencoba untuk memenuhi keinginan2 tersebut. Ini membuat mereka terbuka bagi hantu spiritual lebih tinggi yang berasal dari dunia Neraka yang lebih rendah, untuk mengambil keuntungan dalam memenuhi keinginan2nya untuk menguasai manusia di Bumi.

7. Di dunia Nether, kita mengalami beberapa kebahagian. Tapi, penderitaan kerasa lebih kuat dibandingkan penderitaan yang dialami di Bumi.

8. Di Sorga, badan halus mengalami berlimpahnya kebahagiaan. Kebahagiaan ini jauh diatas kebahagiaan yang dialami di Bumi baik kuantitas, kualitas dan durasi. Seperti kita naik ke dunia positif diatasnya, juga meningkatnya kualitas kebahagiaan dan senajub berkurangnya penderitaan.

9. Kebahagiaan Sattvik artinya kebahagiaan yang didapat dari membantu sesama tanpa harapan imbalan. Ketika ego terlibat dalam tingkah laku, akan menjadi Raajasik.

10. Kedamaian adalah pengalaman yang lebih tinggi dari kebahagiaan (bliss)
.
3.1 Dunia positif dan reinkarnasi di Bumi

Dunia2 dibawah Mahaaloka, mereka perlu untuk reinkarnasi lagi ke Bumi untuk menyelesaikan takdir dan membayar hutang2 beri dan ambil.

Jika seseorang mencapai Mahaaloka dan Janaloka setelah kematian, itu berarti tingkat spiritualnya telah berada diatas 80%. Disini dia tidak perlu lagi reinkarnasi karena sisa2 hutang takdirnya bisa diselesaikan di dunianya tersebut, tapi dia boleh reinkarnasi atas kehendaknya sendiri. Reinkarnasinya didasari untuk melakukan tuntunan spiritual kepada manusia di Bumi.

Jika seseorang mencapai Tapaloka atau Satyaloka setelah kematian, dia tidak akan terlahir lagi, dan akan meneruskan spiritualnya di dunianya tersebut sampai akhirnya menyatu dengan Tuhan.

3.2 Pentingnya dunia kehidupan Bumi

Dunia Bumi adalah sangat penting. Satu2nya dunia dimana kita bisa mengembangkan spiritual dengan sangat cepat dan membayar hutang2 beri dan ambil kita dalam waktu yang singkat. Alasan utama dari itu semua adalah dengan bantuan tubuh fisik, kita dapat melakukan banyak hal untuk meningkatkan perkembangan tingkat spiritual kita dan mengurangi komponen sifat dasar tama.

Diluar Bumi, pengembangan spiritual kebanyakan terjadi hanya di dunia diatas Sorga seperti Mahaaloka dst. Ini karena di Sorga, badan halus sangat beresiko terjebak dalam kenikmatan tiada akhir yang tersedia. Di dunia Nether dan Neraka, hukuman yang sangat keras dan siksaan oleh hantu2 lain yang tingkatnya lebih tinggi akan membuat sangat sulit untuk naik ke dunia diatasnya, dalam penderitaan yang keras sangat sulit untuk melakukan latihan spiritual dengan baik.

4. Apakah Neraka, siapa saja yang ke Neraka, dan seperti apa Neraka itu?
http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs460.ash1/25273_1388393782544_1013047348_1183467_4187771_n.jpg



- Jika seseorang pergi ke dunia Neraka, komponen sifat dasar sattva akan semakin berkurang, keadaan akan semakin tidak kondusif untuk mendapatkan kebahagiaan.

- Didalam dunia Neraka, ada hantu2 yang melakukan latihan spiritual dengan cara tertentu untuk mendapatkan kekuatan spiritual. Hantu tertinggi dalam hirarki ini adalah Sorcerer dari dunia terbawah atau dunia ketujuh dari Neraka. mereka memiliki kekuatan spiritual hampir sama dengan orang suci dengan 90% tingkat spiritual. Mereka menguasai semua jenis hantu2 lain yang berkekuatan spiritual lebih rendah.

- Orang yang pergi ke Neraka dari tingkat satu sampai ke tujuh, tingkat kebahagiaan dialami oleh badan halus kita semakin berkurang, dan tingkat penderitaan akan semakin bertambah. Pengalaman kebahagiaan yang sedikit itu disebabkan oleh keterpikatan kenangan tentang kejadian2 positif di masa lalu, misalnya kenangan tentang kekayaan dimasa lalu dll. Pengalaman penderitaan disebabkan oleh kenangan2 tentang sakit fisik dan kejadian2 menyakitkan, kenangan tentang keinginan2 yang berlum terpenuhi seperti pendidikan, rumah, karir, pengharapan punya anak di masa lampau, dll.

- Tingkat hukuman/siksaan akan berlangsung lama di dunia Neraka (Paataal) dan sub-dunianya Narak, semakin meningkat dengan meningkatnya tingkatan dunia Neraka terserbut. Juga, masa hukuman akan lama di setiap Narak melebihi dibandingkan di dunia neraka itu sendiri. Misalnya jika hukuman di Neraka tingkat pertama adalah 100%, lalu hukuman di sub-dunia Narak pertama adalah 150 %.




Tabel berikut adalah penjelasan contoh2 rata2 intensitas tingkat kebahagiaan dan penderitaan yang kita alami di berbagai macam tingkat Neraka.
http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs440.snc3/25273_1388394142553_1013047348_1183468_1009635_n.jpg


5. Perpindahan2 dari dunia halus kehidupan di alam semesta

Seseorang ditentukan untuk menempati dunia2 halus kehidupan berdasarkan sifat dasar alami Sattva, Raja dan Tama. Juga tingkat spiritual seseorang, badan halus dari dunia positif lebih rendah tidak bisa pergi ke dunia positif yang lebih tinggi, begitu pula dari dunia negatif pertama atau kedua tidak bisa pergi ke dunia negatif yang lebih bawah. Ini sama dengan bagaimana seseorang yang hidup di dunia tertentu sulit bernafas di dunia yang lebih tinggi, tapi orang2 yang tinggal di dunia lebih tinggi bisa pergi ke dunia yang lebih rendah.


6. Apa yang menentukan kemana kita akan pergi setelah kematian?

Pada saat kematian, tubuh fisik menjadi tidak aktif, energi vital yang digunakan untuk memfungsikan tubuh fisik terlepas dan menyatu dengan semesta. Energi vital ini pada saat kematian mendorong badan halus untuk meninggalkan Bumi. Seperti bobot dari proyektil menentukan seberapa jauh roket bisa terdorong, sama dengan bobot dari badan halus menentukan dunia mana yang cocok setelah kematian.

Bobot dari badan halus pada dasarnya adalah fungsi dari jumlah komponen sifat dasar Tama di kehidupan ini.
http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/hs460.ash1/25273_1388394822570_1013047348_1183470_813523_n.jpg
Tiga komponen sifat dasar: Kita semua dibentuk dari tiga komponen sifat dasar atau guna. Komponen ini adalah keadaan spiritual dan tidak bisa dilihat tapi dia menentukan kepribadian kita. Sbb:

- Sattva: Kesucian dan pengetahuan
- Raja: Aksi dan keinginan
- Tama: Kebodohan dan kelambanan. Rata2 manusia jaman sekarang, komponen sifat dasar Tamanya melebihi 50%.

Semakin banyak kita berisi komponen Raja dan Tama, karakter kita semakin menunjukan bahwa bertambahnya "bobot" dan akan mengakibatkan ke dunia yang mana kita pergi setelah kematian:

- Lebih terikat kepada duniawi dan keakuan

- Bertambahnya keinginan yang tidak tercapi

- Perasaan balas dendam

- Meningkatnya jumlah kejahatan atau perbuatan salah

- Meningkatnya cacat kepribadian seperti kemarahan, kerakusan, ketakutan dll

- Meningkatnya jumlah keegoan: Dengan ego berarti bagaimana seseorang melihat dirinya sebagai tubuh fisik, pikiran dan intelek bukan sebaliknya ke jiwa didalam diri

- Menghasilkan tingkat spiritual rendah

Untuk mengurangi proporsi dari sifat dasar Tama dan karakter2 yang dibentuknya secara permanent hanya bisa dengan melakukan latihan spiritual menurut enam hukum dasar latihan spiritual. Pemerdayaan psikologi dengan bantuan buku2 atau mencoba untuk menjadi baik hanyalah usaha palsu dan bersifat sementara.

6.1 Pentingnya keadaan mental pada saat kematian

Keadaan mental pada saat kematian adalah sangat penting, terpisah dari apa yang telah disebutkan diatas. Keadaan mental kita secara umum berhubungan dengan proporsi dari komponen sifat dasar kita.

Jika seseorang benar2 melakukan latihan spiritual seperti chanting/memuji nama Tuhan saat menjelang kematian maka pengaruh dari keinginan, keterikatan, hantu2 dll akan bisa sedikitnya dikurangi dari pada orang dalam keadaan tidak melakukan chanting. Ini membuat badan halusnya lebih ringan. Jadi, jika dia meninggal saat chanting, dia mencapai dunia yang lebih baik daripada yang tidak melakukan chanting.

Pada saat kematian, jika seseorang sedang chanting/memuji nama Tuhan dan juga dalam keadaan berserah diri atas kehendak Tuhan, maka dia bahkan akan mendapatkan dunia yang lebih baik saat kematianya dan perjalannya akan bisa dilakukan dengan sangat cepat. Ini karena orang dalam keadaan berserah di Bumi memiliki sangat sedikit kesempatan untuk meningkatkan ego di kehidupan setelah kematiannya. Juga, seluruh tanggung jawab di kehidupan setelah kematiannya dilakukan oleh tuntunan evolusi spiritualnya (Guru).

6.2 Siapa yang pergi ke Neraka?

Berikut adalah kelakuan2 di kehidupan kita di Bumi yang menentukan kita pergi ke dunia Neraka.
http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs440.snc3/25273_1388394622565_1013047348_1183469_2776943_n.jpg


Tingkat, durasi dan niat dibalik tingkah laku yang salah adalah faktor penting menentukan jatuh di Neraka setelah kematian dari pada hanya tingkah laku itu sendiri.


7. Bunuh diri dan kehidupan selanjutnya

Ada dua macam kematian dilihat dari waktunya:

Kematian yang sudah ditakdirkan: Waktu kematian ini tidak seorangpun bisa menghindari.

Kemungkinan kematian: Ini dimana seseorang bisa memungkinkan mati. Setiap orang bisa saja mengalami kemungkinan kematian ketika dia sudah dekat dengan kematian tetapi diselamatkan oleh amalnya sendiri. Dilain hal dimana seseorang mengalami krisis yang tak bisa dihindari dalam hidupnya atau kekacauan jiwa yang sangat parah, dia mungkin berpikir untuk menganggap hidupnya dalam keadaan tertekan. Hantu2 (setan, iblis, energi negatif dll) juga akan mendorong tekanan hidup itu ke arah niat bunuh diri dan bahkan lebih ditekan lagi supaya melakukan bunuh diri. Bagaimanapun, bunuh diri tetap merupakan kesengajaan ketika seseorang masuk ke dalam kemungkinan kematian yang telah ditakdirkan.

Adalah hadiah kesempatan untuk bisa hidup di Bumi adalah anugerah dan pada dasarnya diberikan kepada kita untuk mengembangkan spiritual. Dengan melakukan bunuh diri, kita menyia2kan kesempatan itu dan memilih untuk menerima hukuman Tuhan. Akibatnya adalah orang yang melakukan bunuh diri akan pergi ke Narak di Neraka tingkat ke 7 untuk jangka waktu 60.000 tahun Bumi. Ini adalah tempat dimana tidak ada cahaya, seperti sendiri dalam penjara kecil. Karena tidak ada seorangpun di Narak yang akan mengingatkan tentang latihan spiritual, badan halus di tempat ini tetap dalam kegelapan kebodohan spiritual

8. Kenapa ada rentang waktu diantara 2 reinkarnasi?

Dalam penelitian dengan teknik hipnosis untuk menelusuri kehidupan masa lalu seseorang, ditemukan bahwa rentang waktu antara 2 reinkarnasi di Bumi bisa diantara 50 sampai 400 tahun. Alasannya sebagai berikut:

- Badan halus tetap di Sorga atau Nether dalam jangka beberapa periode untuk menjalani hasil amal dan dosanya.

- Keadaan di Bumi diperlukan untuk menyelesaikan hitungan beri-ambil dari orang2 pada kelahiran sebelumnya. Ini berdasarkan hukum Karma. Reinkarnasi dari badan halus kita ditunda sampai saat orang2 yang punya hitungan beri-ambil dengan kita juga dipersiapkan untuk reinkarnasi.

- Kadang2 kemerosotan masa lalu, seseorang tidak melaporkan sebuah reinkarnasi dalam keadaan tidak sadar. Alasannya adalah bahwa sebuah reinkarnasi yang cacat atau sebentar/terlalu cepat, dan orang tersebut tidak ingat jelas.

Dalam kasus badan halus yang telah dibuang ke Neraka yang lebih dalam, rentang waktu dua reinkarnasi mungkin bisa sampai ribuan tahun. Mereka tinggal di dunia2 Neraka berturut2 sampai mereka telah habis menjalankan masa hukumannya. Dalam banyak hal, ini berarti lamanya penderitaan berada di Neraka bisa sampai alam semesta ini kiamat sekitar 400.000 tahun kemudian.

9. Kehidupan setelah kematian - Kesimpulan
Kenyataan diatas tentang bermacam2 dunia kehidupan memberikan kita pengertian tentang kemungkinan2 yang terjadi setelah kematian sehingga kita bisa mempersiapkan diri bagaimana kita menjalani hidup ini. Hanya dengan latihan spiritual atau dengan tingkah laku yang sangat2 baik, seseorang bisa pergi ke dunia kehidupan yang lebih tinggi, sehingga terhindar dari penderitaan dan hukuman dan menikmati tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi. Juga akan ada kesempatan yang lebih baik untuk reinkarnasi ke Bumi lagi dimana tempat yang kondusif untuk latihan spiritual. Sehingga seseorang pindah ke dunia yang lebih tinggi di Alam Semesta. Seperti kita pergi selanjutnya di jaman sekarang jaman kekacauan (Kaliyuga), dimana sedikit kemungkinan orang2 bisa pergi ke dunia yang lebih tinggi.

Sekali kita jatuh ke dunia lebih rendah seperti dunia Nether atau dunia Neraka, kita akan tinggal disana dan mengalami penderitaan yang luar biasa untuk berabad2 sampai kita lunas membayar dosa2 kita dengan terus menderita hukuman2 yang dijatuhkan disana sampai mendapatkan kesempatan untuk reinkarnasi lagi ke Bumi.
Melakukan latihan spiritual dengan giat di Bumi berdasarkan 6 hukum dasar latihan spiritual seperti berenang melawan arus di jaman sekarang. Bagaimanapun juga, ini adalah jaminan untuk mencapai dunia yang lebih tinggi setelah kematian.